Peanuts 🥜
Sepulang dari dokter gigi sore itu, membuat hatinya cukup puas. Setelah khawatir dari pagi bahwa giginya akan dicabut, tapi ternyata tidak jadi. Hal itu cukup melegakannya. Seperti biasa, jika ada pasien kecil bertandang ke klinik itu, pihak klinik akan memberikan hadiah kecil sebagai bentuk penghargaan dan terima kasih karena sudah berani datang ke klinik dokter gigi hari itu.
Si kecil mendapatkan hadiah penghapus kecil berbentuk peanut 🥜 alias kacang. Sejak sore itu, peanut kecil itu selalu menemaninya bermain. Di rumah, di sekolah, ke taman, atau ketika menemani saya berbelanja harian. Dengan bangga ia berucap,
“Pi-na-tsu kawaii” (Kacang ini lucu).
Musim dingin adalah musim yang tak mengizinkan matahari bertengger lama-lama di langit. Di musim dingin, pukul tujuh malam sudah gelap sekali dan udara terasa sangat dingin, apalagi jika sang angin ikut serta menunjukkan aksinya. Musim dingin malam itu terasa semakin menusuk kulit.
Aku dan putriku sedang berada di bus 🚌 setelah sore itu kami menemui seorang sahabat yang berkunjung ke Jepang.
Si kecil membangunkan lamunanku menatap langit-langit bus, menyandarkan tubuh dan kepala yang sudah cukup lelah hari itu.
“Ibu, Ibu, mite” (Ibu, Ibu, lihat sini)
Katanya sambil mengarahkan mataku ke mainan peanut nya yang sengaja ia selipkan di sela-sela dinding bus.
“Hmm, hati-hati jatuh,Nak. Sudah diturunkan aja yuk, nanti kalau jatuh mainannya, Ibu ga mau ambilin, ya”, kataku seadanya. Sungguh rasanya letih sekali hari itu.
Tak lama,
Tuk!
Suara benda terjatuh! Benar saja peanuts itu terjatuh. Si kecil merengek, perlahan rengekan itu mengeluarkan air di pelupuk mata kecilnya. Dan sayangnya, kami tak berhasil mengambil kembali peanuts yang jatuh menyempil diantara gundukan ruang pada badan dalam bis.
Kalau kata orang Jawa, “Hmm..tenan kan…kan..” xD
Dia belajar satu hal baru lagi hari ini, akupun belajar lagi hari ini. Hal sepele begini saja, ketika menerpa pada waktu tak pas, raga dengan energi yang sudah terkuras, rasanya bisa gemas-gemas gimanaaa gitu kan, ya?!:D
Sebagai orang tua, tentu aku pun pernah melarang ini dan itu, namun juga tak sedikit hal yang aku izinkan untuk dilakukan oleh putri kecilku yang semangat belajarnya sudah mulai melesat, bertanya ini itu, ingin ini itu, dan sebagainya.
Dan tak dipungkiri, terkadang bahan bakar untuk melayani dan menjawab semua ajakannya, perlahan terasa makin menipis di penghujung hari. Membuat diri ini sering ada perasaan, pingin ngomong sedikit saja tapi anak langsung bisa paham dan nurut gitu, loh xD
Tapi mana bisa? Anak yang masih kecil ini tentu kemampuan berpikirnya masih sederhana, perlu penjelasan berulang dan panjang untuk membantunya lebih paham. Itu teorinya, namun kadang raga ini, Ya Allah … mohon pegangi saya selalu, bantu saya selalu agar tetap bisa menjadi Ibu terbaik menurut-Mu.
Belum reda tangisan si kecil, kami mulai berdialog, yang intinya, tidak apa-apa peanuts kesayangan itu jatuh dan hilang, yang penting tadi sudah sempat dimiliki dan dipakai bermain. Kalaupun rezeki bermain dengan benda itu sampai di sini saja, ya memang menyedihkan, tapi tak apa, insya Allah nanti Allah kirimkan “hadiah” yang lain yang lebih bagus dari Si Pinatsu(peanuts) Kawaii tadi.
Insyaa Allah。