Senja Syukurku

Senja Syukurku

Hari beranjak senja, matahari perlahan meninggalkan singgasananya. Pendar cahaya jingga nya menyiratkan kesan hangat. Seperti ucapan terima kasih pada seluruh alam yang telah bekerja keras semanjak sang surya muncul ke permukaan bumi. Aku menoleh pada gerobak dagangan roti gorengku. Seharian ini baru laku sebutir, itupun dibeli oleh anak kecil yang hanya memiliki uang dua ratus perak di sakunya.

Melihat kedua matanya berbinar ketika menatap daganganku, membuatku tak tega sekalipun hanya untuk mengatakan “Maaf nak, harganya 1000 perak, uangmu kurang”. Aku tak sampai hati. Kubungkuskan satu roti goreng daganganku, yang semoga bisa mengganjal perutnya. Bersamaan dengan kumandang Maghrib, kutuntun gerobakku ke halaman mushola pinggir jalan. “Tuhan, mohon bantu aku hari ini. Anak istriku pasti menunggu uang untuk dapat membeli beras esok hari. Harus kemana lagi aku menjajakan roti gorengku? Aku mohon berkah kemudahan rezekimu Ya Tuhan”.

Aku melangkahkan kaki keluar mushola dengan terperangah. Gerobakku kosong! Tak ada satupun roti daganganku! Kemana? Aku hanya menemukan amplop putih sebagai jawaban. Kubuka isinya, lembaran merah berjumlah enam lembar dan secarik tulisan. Tak perlu waktu lama, aku kembali dalam sujud syukurku, lebih dalam dan panjang.

Japan

2 November 2021. 21:09

Bagaimana tanggapanmu? Mari berbagi ^_^

error: Content is protected !!