Cuma punya Do’a.

Cuma punya Do’a.

 
Belum lama ini dunia dihebohkan dengan virus yang berasal dari Tiongkok dan merambat cepat ke negara-negara lain di sekitarnya. Malaysia, Singapura, Filipina, bahkan hingga Eropa. Indonesia diketahui hampir tidak ada kasus tentang penyebaran virus ini, hingga WHO pun sempat meragukan kesigapan Indonesia. Dengan kata lain , “Indonesia ini ngerti gak sih kalau dunia lagi heboh dengan virus COVID-19?!”.
 
Memang sih, pada beberapa berita juga disebutkan jika Indonesia dan India termasuk negara yang hampir tidak ada kabar tentang penularan virus berbahaya di awal tahun 2020 ini. Sampai –sampai, publik mulai meramalkan, apa kiranya ‘rahasia’ dari warga di kedua negara itu, sehingga terlihat aman-aman saja. Banyak bahasan bermunculan, mulai dari perkiraan tentang DNA tubuh yang berbeda, hingga tentang tumbuhan dan ramuan tertentu, yang mungkin saja menjadi salah satu penghalau virus tersebut.
 
Tak sampai disitu, ternyata ketiadaan korban dari virus inipun mengundang cuitan para netijen negeri +62. Ada yang berdo’a agar dirinya dan sanak keluarganya dijauhkan dari virus ini, namun tak sedikit juga yang sampai ‘berani’ menjadikannya meme bahkan bahan olok-olokan. Merasa akan kuat dan tak akan terkena. Sesumbar.
 
Mungkin, karena cuitan itu terlalu lama mengudara, dan efek sebarannya justru menjadi lebih banyak dari virus itu sendiri. Menghipnotis dan membuat orang lain yang membaca pun, menjadi lebih berani menantang, mengejek dan bangga membagikan screenshoot itu ke berbagai media social yang dimiliki. Tuhan pun ‘menegur’, dengan cara yang sangat halus. Dengan teguran yang justru berasal jauh dari Indonesia itu sendiri.
 
Tak lama, tersiar laporan bahwa ada sedikitnya tiga orang warga Indonesia, yang merupakan kru dari kapal pesiar mewah yang sedang berlabuh di salah satu pelabuhan bagian Negara Jepang, positif terkena virus Corona.
 
Apa kabar dengan sesumbar yang kemarin telah dengan bangga disebarluaskan?
 
Tak hanya itu, baru beberapa hari kemarin, dunia hiburan Indonesia dilanda kesedihan yang mendalam, atas berpulangnya salah satu tokoh ternama yang sedang dalam posisi karir yang bersinar di puncaknya.
 
Publik pun mulai menguras satu-persatu kenangan yang tertinggal di media sosial Almarhum untuk menjadi bahan obrolan. Muncullah berita tentang Almarhum yang semasa hidupnya dikenal sebagai seseorang dengan gaya hidup sehat, dan tidak memiliki riwayat penyakit kronis sekalipun.
 
Selain bertabur ucapan belasungkawa yang menguras air mata, tak sedikit pula netijen yang, sekali lagi ‘berani’, berkomentar bahwa, mengapa bisa pergi secepat itu dengan penyakit dalam yang ditakuti banyak orang, sedangkan dia sangat menjaga gaya hidupnya.
 
 
Kira-kira, pantaskah berkomentar demikian?
Entah itu hanya disampaikan sebagai bahan candaan atau basa basi?
Tak ingatkan siapa diri ini? Dan siapa Pencipta kita, termasuk Almarhum tersebut?
 
Dua kejadian di atas, setidaknya bisa menjadi pengingat bahwa tak ada yang bisa menjamin hidup manusia.
Tak ada yang bisa menjamin usia seseorang di lima menit kedepan.
Tak ada jaminan jika seseorang telah memiliki segalanya di dunia ini, lantas ia akan aman dari rasa sakit bahkan kematian.
 
Semua kuasa Alloh SWT.
Kuasa Tuhan Semesta Alam.
Qadarullah.
 
Lalu, apa yang membuat diri ini merasa begitu pantas “menjawab” sekaligus “mengatur” apa yang terjadi di alam semesta ini?
 
Banyak hal baik di dunia ini, tapi hal baik itu tak akan bisa menjamin bahwa kehidupan kita selamanya akan selalu baik.
 
Banyak hal buruk yang sangat kita takuti, namun kita punya Tuhan. Tuhan yang Maha Memegang Kendali dari kehidupan kita.
 
Dengan kata lain,
Selain usaha, kita hanya punya Do’a.
Sebagai senjata dari keadaan apapun.
Baik ataupun Buruk.
 
Jepang, 01:57
#selfreminder

29 Replies to “Cuma punya Do’a.”

  1. Nah, iya, kadang netizen di negara +62 ini ngasih komentar yang ajaib, ya. Sesumbar ini, itu … tapi memang iya, kok di Indonesia enggak ada kebijakan apa gitu terkait virus Corona ini. Maksudnya sosialisasi ke penduduknya

  2. Ternyata “virus” di media sosial lebih cepat menyebar daripada virus itu sendiri, mirisnya lagi, yang menyebarkan virus-virus di medsos itu adalah orang-orang dewasa dengan tingkat pendidikan yang cukup tinggi. Ada tamatan S1 hingga S2, kasihan anak-anak kita yang masih usia 17 tahun ke bawah, membaca berita-berita itu secara langsung terkena “virus” itu

    1. betul kak 🙁
      hrs selektif jg kita bersepancar di dunia maya. jgn smpe ikutan nyebar yg tdk mnfaat bgitu 🙁
      semoga sehat2 sll sekeluarga ya kak. terima kasih sdh berkenan mmpir ^^

  3. Netizen emang suka ikut arus tanpa tahu betul apa yang mereka re-share. Lupa juga buat speek good or remain silent. Semoga kita nggak ikut-ikutan begitu.

    1. Aamiiin kak. smg kita trmsuk yg cerdas dan bijak dlm bersosmed y kak. sehat2 sll sekeluarga kak ^^ terima kasih ?

  4. Saya juga heran sosialisasi virus corona ini gak seperti negara lain,, tapi yang banyak sesumbar malah netizen.
    Duh semoga kita dijauhi hal-hal seperti itu dan gak asal sesumbar.

    1. Aamiiin kak. smg kita trmsuk yg cerdas dan bijak dlm bersosmed y kak. sehat2 sll sekeluarga kak ^^ terima kasih ?

    1. smg kita trmsuk yg cerdas dan bijak dlm bersosmed y kak. sehat2 sll sekeluarga kak ^^ terima kasih ?

  5. Semua sudah ada yang mengatur, kita tidak boleh sesumbar takutnya kena karma. Semoga kita semua dijauhkan dari virus corona. Saya sendiri sempat parno dengan adanya virus ini yang membuat kota Wuhan diisolasi, Akhirnya memberikan anak asupan penambah daya tahan tubuh mbak, tapi apa daya musim juga sedang pancaroba satu persatu terkena flu termasuk saya dan suami.
    Menjaga kesehatan itu ikhtiar, berhasil atau tidaknya tetap Allah yang menentukan.

    1. Aamiiin kak. wah, Ibu luar biasa ikhtiarnya nih kak. makasih sdh berbagi di sini y kak ^^
      smg kita trmsuk yg cerdas dan bijak dlm bersosmed y kak. sehat2 sll sekeluarga kak ^^ terima kasih ?

  6. Soal Corona jujur saja aku juga khawatir tapi bukan yang paranoid, pokoknya tetap jaga diri. Nah, aku juga skrg malas baca komen2 di berita, suka nggak jelas komennya. Kalau gak nyinyir ya sok tau. Hadehh, hobi banget beranten di komen

    1. wkkwkw betul2 kak. kadang mmg perlu puasa sosmed dl biar ga kena bad vibes. hehe makasih bnyk kak ^^

    1. hehe tetap waspada dan tidak perli panik berlebihan y kak. Smeoga kita smua sll dalam penjagaan Alloh SWT. Aamiin

  7. Doa memang merupakan senjata terakhir selain perilaku mbak hehehehe… apalagi banyak juga berita hoax tentang Corona di Indonesia

    1. hehe betul kak. smg kita trmsuk yg cerdas dan bijak dlm bersosmed y kak. sehat2 sll sekeluarga kak ^^ terima kasih ya kak?

    1. Aamiin kak. smg kita trmsuk yg cerdas dan bijak dlm bersosmed y kak. sehat2 sll sekeluarga kak ^^ terima kasih ya kak?

  8. Betul banget, Mbak. Ini yang belakangan kerap menjadi topik diskusi saya dan bujangs di rumah. Merasa gemas pada komen-komen ‘ajaib’ netijen +62. Ah, sudahlah….

    1. wah si kakak jg mau diajak diskusi ya kak. keren! smg kakak sekeluarga sehat2 sll y kak ^^ makasih bnyk

    1. Aamiin kak. smg kita trmsuk yg cerdas dan bijak dlm bersosmed y kak. sehat2 sll sekeluarga kak ^^ terima kasih ya kak?

    1. Senseeiii, sekali lagi terima kasihh bnyaak ✨?hehe iya Sensei, dan bnyak sekali tersebar konten2 sesumbar seperti itu bhkn smpai hr ini 🙁

Leave a Reply to Vidya Wahyu P.Cancel reply

error: Content is protected !!