Rindu Mentariku
Langit cerah, namun turun hujan meski tak berkabut.
Berada di keramaian, namun hening karena tak ada kawan bicara.
Dikelilingi ratusan bunga, namun tak bisa menghirup wanginya.
Banyak hal yang terlihat indah, namun menawarkan rasa kebahagiaan yang berbeda.
Belum pernah aku mengalami hal ini sebelumnya, sehingga jatuh bangun aku mencoba meraba permukaannya.
Mentariku, seandainya kau tahu, saat ini beberapa terang kata-katamu yang sempat terbantah, datang terngiang-ngiang di telinga.
Pelan-pelan membuat pelupuk mata basah tanpa aku tahu kapan air mata itu keluar.
Aku yang sedetik lalu merasa begitu kuat, kini berpijak menopang diripun seakan lemah.
Aku rindu…
Meski beberapa waktu lalu, baru saja menemuimu dari jendela kamarku,
Namun saat malam datang, aku tersedu merinduimu.
Maafkan aku.