Sebuah Catatan Dini Hari

Okey, ini sudah bulan November dan pandemi di negeri Sakura ini tengah menghadapi third wave nya T_T Sedih? Tentu saja, semua manusia pasti sedikit banyak diuji kesedihan pada zaman ini. Sungguh hanya Alloh-lah Yang Maha Mengetahui apa rahasia dibalik pandemi ini, dan kepada-Nya lah satu-satunya tempat bergantung.

Adanya pandemi ini sangat memporak-porandakan segala rencana manusia. Ya, rencana manusia. Tak terkecuali yang berhubungan dengan ekonomi dunia, termasuk di negara Jepang. Pemerintah pun berpikir keras tentang beberapa langkah menaikkan roda ekonomi masyarakat Jepang.

Seriously, awalnya saya tak pernah mengira bahwa salah satu restoran fastfood dekat rumah kami tiba-tiba menurunkan placard-nya dan menempelkan selebaran yang menuliskan,

“Terima kasih atas kebaikan semua pelanggan selama ini. Dengan sedih, kami menyampaikan bahwa toko ini akan tutup pada pekan depan.”

hah?

TUTUP?!!

Ya, Tutup dan tak akan buka lagi T_T

Kamipun harus mengucapkan selamat tinggal pada salah satu cabang dari restoran Jepang yang menyuguhkan kudapan ramah Muslim tersebut. Jujur, saya punya banya cerita di restoran tersebut. Dari pertama kali ketika hamil, ketika ada tetangga pulang ke Indonesia, hingga menghabiskan waktu mengobrol dengan ibu-ibu sesama WNI dan juga tempat ngadem favorit ketika musim panas #uhuk.

Beberapa kali si kecil yang baru balita inipun mengajak untuk membeli kudapan favoritnya di sana. Meskipun sudah kami jelaskan bahwa restoran itu sudah tutup dan tak buka lagi, si kecil dengan pemikiran polosnya tetap kekeuh.

“Oh, sekarang tutup. Nggak papa, mungkin besok buka lagi ya, Bu”

T____T

Belum habis rasa sedih saya karena restoran favorit keluarga itu tutup, tiba-tiba dalam waktu beberapa pekan, saya melihat toko-toko di dekat stasiun rumah saya juga sudah terlihat tak ada aktivitas. Saya mendekat mencoba mengamati tulisan yang ditempel di rolling door berwarna kusam, berharap tulisan itu akan mengatakan “sedang renovasi”.

Namun saya salah.

Kertas putih yang dihiasi dengan gambar bunga sakura berwarna pink pucat itu terbaca kalimat yang menyentak hati saya sekali lagi. 

“Terima kasih banyak selama ini telah datang dan berbelanja di toko kami. Kami mohon maaf apabila ada pelayanan yang kurang sesuai. Dengan ini, kami ingin menyampaikan bahwa terhitung pada tanggal 10 Oktober 2020, toko ini akan tutup. Mohon kunjungi cabang toko kami lainnya ya. Terima kasih banyak.

Salam Hangat. Toko N”

Wow! Terkejut dan sedih saya membacanya ketika itu. Baru kali ini saya merasa sesedih ini. Karena kejadian tutupnya toko-toko itu, datang seperti berurutan T_T Sungguh sedih. Semoga para pegawai dan owner toko yang terpaksa harus menutup tempat mencari nafkahnya itu, dikuatkan Tuhan YME untuk melewati semua ini. Aamiin

Sepulang dari sana, dengan mengayuh sepeda Mamachari sambil membonceng si kecil, perlahan saya selipkan do’a kepada semua toko dan pengusaha yang sedang berjuang di tengah pandemi ini. Semoga selalu banyak pelanggan, laris, berkah dan dikuatkan Tuhan melewati cobaan ini. Aamiin

Masa ini memang tidak mudah, tapi ada satu kekuatan besar Yang Maha Mengendalikan semua ini dan kita semua bisa berharap pada-Nya. Ya, hanya kepada-Nya.

Baca juga:

Mamachari, potret kemajuan dan kesederhanaan Negara Jepang.

Lemari-lemari lucu ini ternyata isinya SAMPAH !!!