Pengalaman ikut Lomba Tahfidz Balita di Jepang
Bulan Ramadhan sudah terasa jauh meninggalkan kita semua, padahal rasanya baru kemarin gegap gempita menyambut Ramadhan itu seperti membumbung tinggi memenuhi perasaan semua umat Islam di dunia. Tahun ini adalah tahun ketiga kami sekeluarga melaksanakan ibadah Ramadhan di Negeri Sakura. Ada yang beda? Tentu saja. Tidak ada adzan, tidak ada ramai pembagian takjil, tidak ada riuh suara anak-anak mengaji di TPA seperti di kampung halaman saya. Namun, Alhamdulillah Ramdahan demi Ramadhan kami di sini semakin terasa nikmatnya.
Alhamdulillah, karena tetangga dan saudara di sini semakin bertambah. Ramadhan kami yang masih dalam suasana pandemi inipun sama sekali tidak terasa sepi. Tahun inupun, kami berkesempatan untuk mengikuti Lomba Tahfidz Balita di Jepang. Alhamdulillah.
Baca juga:
Catatan Persiapan Ramadhan Balita di Jepang
Para-para Kukis, kukis praktis hanya dengan empat bahan.
Pada awal Ramadhan, kami mengikuti acara dongeng anak-anak yang diselenggaran oleh Komunitas WIBJ (Wanita Indonesia Berkarya di Jepang) yang digawangi oleh kak Dian Mertani. Acara tersebut diselenggarakan secara online dan mengundang seluruh anak-anak Indonesia dan anak keturunan Indonesia yang orang tuanya tergabung dalam grup tersebut. Salah satu acara yang aat berkesan bagi kami adalah ketika salah satu Tante Admin membacakan sebuah cerita Timun Emas dalam bahasa Indonesia. Tentu saja semua anak-anak yang menyaksikan langsung bertanya kepada para Mama tentang apa itu Timun Emas. Seru!
Dongeng dibacakan langsung oleh Imelda Coutrier Sensei (Guru), yang suaranya amat merdu dan menyihir kami semua. Semua anak-anak pun terlihat menyimak cerita Timun Emas hingga akhir. Cerita yang juga dilengkapi dengan subtitle bahasa Jepang ini memuat banya sekali pesan-pesan penting, salah satunya adalah pesan-pesan moral terkait budaya ketimuran kita sebagai anak Indonesia.
Setelah dongeng selesai, kami pun disuguhi presentasi para kakak-kakak dengan kelebihannya masing-masing. Ada yang jago silat, bermain tebak-tebakkan, kendo, bermain musik/piano, bahkan bercerita tentang permainan favoritnya selama di rumah bersama Mama tercinta. Menyenangkan! Rasanya bisa menginspirasi teman-teman cilik yang lain.
Tak lama sebelumnya, kami juga mengikuti acara Ramadhan Ceria yang diadakan oleh salah satu komunitas Keluarga Muslim FGA Jepang. Selain acara dongeng, bernyanyi dan berdoa rutin setiap hari Sabtu pukul 11 siang waktu Jepang, ternyata panitia juga menyelenggarakan beberapa lomba untuk memeriahkan momen Ramadan kali ini bersama si kecil. Beberapa lomba yang bisa diikuti adalah, Lomba Poster Ramadan, Lomba Tahfidz Al Qur’an, Lomba Cerita Ramadan, dan Lomba Kartu Lebaran yang dibagi menurut usia peserta.
Kami mengetahui acara ini secara tak sengaja ketika kakak saya di perantauan, Ncing Nurliyah mengabarkan pada grup komunitas kami bahwa ada Event Ramadhan Ceria yang diadakan oleh FGA Jepang.
Diantara beberapa lomba yang ditawarkan, dua diantaranya kami ikuti yaitu Lomba Poster untuk usia TK dan Lomba Tahfidz Al Qur’an usia Balita/TK. Sebelum mengikuti lomba, kami berusaha membicarakan dulu hal ini kepada putri kami. Tentu saja dia belum paham apa itu lomba 😀 Jadi kami mencoba menjelaskan bahwa, “Nanti kita insya Alloh bikin poster bareng dan adek ngaji bareng Sensei ya”
Setelah disambut persetujuan si kecil, kami pun semangat mendesain poster ala-ala yang akan diikutkan lomba. Prinsip saya, kalau bisa 90% karya poster ini adalah bagian dari pengerjaan si kecil, saya hanya bantu konsep dan gunting-gunting saja.
Benar saja, putri kami sangat menikmati mncoret-coret kertas, melipas dan mengelem kertas lipat yang sudah kami potong-potong, dan sangat antusias menempel setiap kertas warna pada alas poster. Persis seperti perkiraan saja, secara umum pengerjaan poster ini adalah hasil karya si kecil. Alhamdulillah wa Masya Alloh.
Setelah selesai, poster pun kami foto dan kirimkan ke panitia lomba. Setelah itu? Poster kami pajang di dinding kamar sebagai poster Hijaiyah si kecil, yang ia pandang dan baca ketika sebelum tidur dan sesaat setelah bangun tidur. Dia senang sekali bisa belajar dengan poster handmade bikinan sendiri. Yay! Alhamdulillah..
Akhirnya, saat lomba terakhir pun tiba. Si kecil ditelpon oleh dua Guru Tahfidz, yaitu Icha Sensei dan Sri Sensei, lalu ia bebas memilih Surah Al- Qur’an apa yang ingin dibaca. Dan, masya Alloh dia memilih surah favoritnya, yaitu Surah An Naba 1-40. Surah awal pada halaman Al Qur’an Juz 30.
Bismillahirahmanirrahiim, Alhamdulillah lomba berjalan cukup smooth. Karena sebenarnya si kecil belum paham pasti apa itu lomba. Ia hanya paham, ia akan diminta memilih surah dan mulai mengaji. Itu saja, sama seperti aktivitasnya ketika di Rumah Tahfidz Surabaya dulu.
Sebagai Ibu, tentu saja saya deg-degan karena ini lomba pertamanya. Namun, saya yakinkan pada diri saya bahwa ini media belajar yang baru yang patut ia coba. Tentu saya sangat bersyukur mendapatkan amanah putri kecil yang sudah mau belajar Al Qur’an di usianya yang masih 3 tahun. Namun saya juga berdo’a semoga jangan sampai amanah ini membuat saya bangga diri berlebihan, dan melupakan tujuan awal belajar Al Qur’an.
Sungguh diri ini masih harus banyak belajar, dan belajar. Semoga Alloh mampukan keluarga kami untuk selalu belajar agama-Nya, di jalan-Nya, dan hanya untuk-Nya.
Ketika Idul Fitri tiba, tepatnya hari ahad, 24 Mei 2020, tiba-tiba seorang Bapak Takyubin/ Bapak Layanan Pos datang dan membawa paket yang ditujukan atas nama saya. Saya pun bingung karena merasa sedang tidak berbelanja online apa-apa. Ingatan saya pun berputar ke beberapa hari yang lalu, saat itu ada sebuah pesan masuk ke gawai saya. Pesan itu berasal dari salah satu panitia Lomba Ramadan Ceria, beliau menanyakan nama dan alamat lengkap saya. Sontak, saya sempat GR waktu itu. Apakah ini pertanda? 😀 Namun saya tepis, karena bisa jadi itu hanya untuk database panitia lomba.
Kembali pada hari Idul Fitri 😀
Saat itu kami sekeluarga sedang menelpon Eyang dari si kecil di Indonesia. Sungkem online, seperti yang selalu kami lakukan pada hari lebaran. Si kecilpun tengah asik berbincang dan bertukar canda dengan Eyangnya pada media video call. Pelan-pelan saya buka paket itu di sampingnya, dan sayapun terperangah dan sunggh amat bersyukur karena ternyata paket yang datang adalah hadiah untuk putri kami dari panitia Lomba Poster dan Tahfidz Balita Ramadhan Ceria FGA Jepang.
Alhamdulilah, berkat izin Alloh, si kecil berhasil menjuarai semua lomba yang ia ikuti yaitu, Lomba Poster dan Lomba Tahfidz (menghafal) Al Qur’an Balita di Jepang. Masya Alloh Tabarakallohu, saya langsung menghambur dan memeluk si kecil, serta mengucapkan selamat padanya.
Persis seperti dugaan saya, si kecil terlihat bingung lalu kembali sibuk mengeluarkan satu persatu hadiah yang ada di dalam paket tersebut. Senang sekali! Ini pertama kalinya ia menjuarai sebuah kompetisi di umurnya yang masih 3 tahun. Alhamdulillah.
Tulisan ini tidak lain saya persembahkan untuk putri saya. Sebagai catatan kenang-kenangan ketika ia besar nanti. Sebuah milestone tentang sebuah pencapaian, sekecil apapun, ketika kami masih di negeri rantau. Dan sebuah catatan bahwa saya sangat-sangat bersyukur bisa menjadi Ibunya. Sangat-sangat mencintainya dan selalu berdo’a yang terbaik untuknya. Masya Alloh Tabarakallohu.
Terlampir di bawah adalah suara ketika putri saya melantunkan Surah An Naba 1-40. Dia typical anak yang suka mengaji sambil bermain. Jadi ketika proses perekaman suara ini, saya harus lari-lari mengikuti kemanapun dia pergi 😀
Semoga Kakak, Om Tante yang mendengarkan surah ini juga dapat pahala, berkah dan kemudahan yang sama seperti kami ketika sedang membaca dan mempelajarinya. Aamiiin..
Oia, satu lagi, Lebaran kali ini si kecil (dan saya) makin seneng lagi, karena tiba-tiba beberapa hari setelahnya ada yang mengetuk kembali rumah kami, tapi bukan Bapak Takyubin :0 Ternyata ada Tante A dan kakak A yang jauh-jauh mampir ke tempat kami mengantar parcel lebaran berisi kue putri salju yang nikmatt banget (habis dalam beberapa menit saja :D), berbagai kukis coklat dan angpao! Masya Alloh, tahun ini juga Alloh mengizinkan si kecil dapat angpao lebaran pertamanya. Alhamdulillah..
Baca juga:
Bermain & belajar dengan Baby Puzzle Jepang dan Buku Kumon Hiragana untuk usia 3 tahun
Mengintip gaya Apartemen di Jepang ( Japan Apartment Tour)
Bagaimana kesan-kesan lebaran kakak-kakak pembaca pada tahun ini? Semoga juga selalu happy, sehat dan dalam lindungan Alloh SWT yaa.
Terima kasih sudah berkenan membaca cerita Ramadhan kami. Saran kritik bisa langsung ke surel vidyayupi@gmail.com, atau instagram @vidyagatari . Terima kasih ƪ(ˆ▽ˆ)ʃ
11 Replies to “Pengalaman ikut Lomba Tahfidz Balita di Jepang”
Pinterrr bangeettt.. Cantiikk. Semoga kelak menjadi hafizul quran ..
masyaa Alloh kak Fanny terima kasih bnyak. Aamiiin Aamiiin Allohumma Aamiiin. smg bs secerdas dan pinter kyk kak Fanny ❤️ ⭐️
masyaa Alloh kak Fanny terima kasih bnyak. Aamiiin Aamiiin Allohumma Aamiiin. smg bs secerdas dan pinter kyk kak Fanny ❤️ ⭐️😍🌹🎊maturnuwun sdh berkenan mampir.
Subhanallah keponakan Mimi pinter sekali…pingin peluk….terus sholehah ya sayang😘
Masya Alloh tabarakalohu, maturnuwun sangett Mimiiiii (◕‿◕✿) sehat2 sll sekeluarga besar.
masyaallah pandai sekali masih umur 3tahun sudah membaca alquran semoga kelak menjadi hafiz qurann ya aminnn🙏
Masya Alloh Tabarakallohu, Aamiin Aamiin Yaa Alloh, terima kasih kak.
menurut saya suatu hal yang dilakukan oleh anak sd tersebut sangatlah mulia karena di umur sekecill itu anak sd tersebut sudah mempunyai pola pikir bahwa tidak ingin merepotkan orang disekelilingnya. dan patut untuk di contoh:)
hi kak, terima kasih! tp kykny kakak shrusnya taruh komentarnya di post setelah post ini kak^^
masyaAlloh keren sekali yah, umur 3 tahun sudah hapal an-Naba’
anak saya hapal an-Naba’ ketika umur 6 tahun
Masya Alloh tabarakallohu, Kak Iska. Yang luar biasa adalah semangat belajar si kecil dan motivasi tak berujung dari Orang Tua nya ^^ Anak Bunda juga tentu sangat hebat dan membanggakan ^^ terima kasih banyak sudah berkunjung Kak.