Jepang terkenal sebagai negara yang menjunjung tinggi hal-hal yang baik, menghormati privasi dan menjaga sopan santun. Setidaknya itu yang diwarisi turun-temurun oleh penduduk setempat, dan hal ini pula sangat diharapkan juga dapat tercermin dari perilaku para turis yang menginjakkan kaki di negeri ini. Entah itu untuk berwisata sementara, atau menetap dalam waktu yang cukup lama.
Disclaimer: Setiap tulisan di blog ini berusaha menulis kebaikan yang penulis temukan di setiap sudut negeri manapun. Namun juga tidak menafikan bahwa pasti ada “keburukan” di setiap senti dunia ini.
Tulisan ini berusaha mengingatkan saya sendiri akan pentingnya menjaga sikap dan tingkah laku dimanapun kita berada. Bagai peribahasa agung negeri kita yang berbuyi, Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung. Maka, dimanapun kita berada, seyogyanya kita berupaya untuk mengikuti adat dan kebiasaaan masyarakat setempat, selama itu tidak bertentangan dengan kebaikan dan ajaran agama yang kita anut.
Gambar cuplikan surat kabar JIAEC News October 2018diambil dari halaman PCINU Jepang.
Mungkin sama halnya dgn saya ketika pertama kali menginjakkan kaki di negara ini. Saya masih minim ilmu tentang budaya nya. Padahal, sebaik-baik dari mempelajari suatu Bahasa dan Negara adalah dengan TIDAK MELUPAKAN Budaya nya. Saya jadi bangga pernah jadi bagian Fakultas Ilmu Budaya #engga.nyambung.sih.ini
1. Foto liburan dengan orang tak dikenal
Banyak yang dikaruniai Tuhan dengan memiliki rezeki lebih untuk mengunjungi negara dan tempat2 baru. Menikmati keindahan alam, keramahan masyarakat setempat, berfoto, dan memfoto beragam kejadian di sekitarnya. Nah, dalam mengambil gambar, biasanya nih, tanpa sadar atau mungkin juga dengan sadar, ada wajah-wajah orang lain yg tidak pernah kita kenal, dan muncul dalam satu frame dengan kita di foto tersebut.
Bagi budaya Jepang, sepatutnya kita memberi tanda blur atau menutup dengan stiker pada wajah orang yang bersangkutan, lebih-lebih jika akan diunggah ke media sosial (status,story,dll). Karena apa? Kita belum meminta izin kepada bliau untuk mengambil dan memasang foto nya. Itu privacy mereka. Ada undang-undang nya.
Beberapa Ibu Ibu Indonesia yang pernah tinggal di Jepang pun, ketika mengunggah foto anak nya yang sedang bermain bersama teman-teman nya, maka wajah teman dari anak Ibu trsebut di-blur atau ditutup. Karena Ibu trsebut menghargai teman-teman anaknya, menghargai negara yang sedang dipijak, dan menghargai budaya baik yang sudah lama dipupuk turun temurun.
2. Etika di transportasi umum
Siapa sih yang ga kepingin foto di kereta Jepang yang bersih, modern, dan instagramable. Boleh kok, tapi perlu diperhatikan poin pertama tadi. Nah, beruntung jika kondisi kereta sepi, sok lah foto-foto sebanyak yang dimau. Namun tetap harus memperhatikan sikap dan menjaga kebersihan di dalam kereta ya. Dan berikut adalah beberapa hal di kereta yang lebih baik TIDAK dilakukan.
Gambar dari Papan Tokyo Metro Jepang.
a. Menaruh tas ransel di belakang, apalagi ketika kereta sedang banyak penumpang.
Karena tas kamu akan mengganggu penumpang lain yang berdiri di belakang kamu. So, better taruh depan ya tas nya.
b. Memakai make up
Mungkin beberapa dari kita ada yang pernah melihat seseorang mengenakan make up di kereta. Tapi, sebenarnya itu ga boleh loh. Karena mengganggu penumpang kanan kiri kamu, belum lagi kalau bedaknya tumpah dan lipstiknya patah jatuh ke lantai. Alamak!.
c. Memblok Jalan
Intinya ini mah jangan berdiri di tengah jalan gitu loh. Kan dipakai akses orang lewat untuk masuk dan keluar kereta. hehe
Gambar dari Papan Tokyo Metro Jepang.
d. Membaca Koran
Kita pasti paham kan koran itu segede apa. Dan membaca koran dengan membeberkan halaman kanan-kiri di dalam kereta itu sangat menyebalkan gaes xD.
Gambar di dalam kereta Tokyo Metro tentang Hal-Hal yang perlu dihindari ketika di dalam kereta. Dari kiri : Mendengarkan musik terlalu keras sehingga suara mengganggu sekitar, Berdandan, Baca Koran lebar-lebar, Telepon dengan keras dan tidak memperhatikan manners, Menaruh barang belanjaan memenuhi kursi, Menaruh tas di belakang sehingga mengganggu penumpang lain.
e. Memegang handrail dan berbaris rapat di eskalator
Hal yang sepele namun penting. Ketika di eskalator area Tokyo, pengunjung wajib merapat ke sebelah kiri sambil memegang handrail, dan harap memperhatikan jika membawa anak kecil, boleh digendong atau berdiri selangkah di depan smbil tetap dalam pengawasan. Hal ini juga berlaku di kota-kota lain, namun sedikit pengecualian di area sekitar Kyoto dan Osaka, pengunjung merapatkan diri di sebelah kanan.
Gambar dari Papan Tokyo Metro Jepang.
f. Mengambil jatah kursi untuk special person (ibu hamil, orang tua dengan anaknya, manula, orang berkebutuhan khusus, orang yang sakit).
Sudah jelas lah ya itu kursi diperuntukkan untuk siapa. Dan di kursi ini umumnya tidak boleh “main hp” ketika suasana kereta sedang penuh. Karena dapat mengganggu yang lain dan menyebabkan iri hati :D. “Ih,,,si fulan tuh enak banget. udah dapet duduk, malah main hape. Nih guwe yang berdiri rasanya dah mau pingsan, guwe lebih butuh duduk daripada dia”. Kan,.kan..panjang urusannya.
g. “Bermain” ponsel ketika sedang berjalan
Nah, ini jelas dikhawatirkan akan “nabrak-nabrak” orang lain di sekitar. Jadi, pakai hp nya menepi dulu ya, atau ketika kita sudah menemukan tempat duduk yang nyaman buat nelpon yayang.
Gambar dari Papan Tokyo Metro Jepang.
h. Berbaris rapi sebelum masuk dan keluar kereta.
Sebelum kereta datang, para penumpang wajib berbaris di area kanan-kiri pintu gerbong. Hal ini tentu diharapkan agar penumpang di dalam yang akan turun, dapat keluar lebih cepat dan mudah. Serta calon penumpang yang lebih dulu datang, selayaknya mendapat prioritas kursi lebih dulu daripada penumpang yang datang di menit-menit terakhir. Fair kan!
i. Mengambil banyak space tempat duduk
Oke, jadi kamu sedang jalan ama teman kamu abis shopping sejuta dollar dan bawa belanjaan sampai 15 tote bag/tas pating crenthel. Lahya minta tolong itu 15 tas nya jangan dijejer di kursi penumpang, kesian kan penumpang lain yang mau duduk, eimm.
Gambar dari Papan Tokyo Metro Jepang.
3. Memetik tanaman/ bunga
Siapa yang gak gemes sama bunga Sakura, icon nomor satu negara Jepang, yekan. Rasanya pingin metik dan bawa pulang tuh bunga. But, please NO!. Oke, kita mengagumi keindahan dan kecantikan bunga Sakura, tapi bukan gitu caranya. Budaya di Jepang adalah “tidak mengizinkan” memetik atau merusak sebuah tanaman meskipun itu hanya sehelai daun. Lain cerita jika itu daun atau bunga yang sudah jatuh ke tanah ya, nah itu kita boleh ambil tuh. Dah boleh dipungutin dan bawa sekarung juga boleh, tapiiii yang udah jatuh ke tanah ya, bukan yang masih menempel hidup pada ranting pohon/tanaman.
Kenapa gitu banget sih?, kan aku cuma petik setangkai aja. Nah, coba bayangkan jika 50 orang berpikiran yang sama dan memetik setangkai, berarti 50 tangkai hilang tuh. Gimana?.
4. Dilarang sembarangan mengambil foto GEISHA yang kamu temui di jalan.
Jepang identik dengan sosok perempuan cantik berbalut kimono yang berlapis-lapis dan make up putih yang tebal. Nah, umumnya kamu dapat bertemu Geisha di sekitaran Kyoto, tepatnya di Distrik Gion, Ponto-cho, Miyagawa-chi, dan Kamishichiken.
Banyaknya wisatawan yang terkesan ‘mengganggu’ Para Geisha dan Maiko, dengan cara menyetop tiba-tiba, membuat warga Kyoto pun, khususnya bagi para pelaku seni ini merasa privasinya sangat terganggu.
Tak ayal, sejak beberapa saat yang lalu Pemerintah Kyoto mengeluarkan aturan untuk tidak sembarangan mengambil foto apalagi menyetop para Geisha dan Maiko saat bertemu di jalan. Jika teteap nekat, maka denda sebesar 10,000yen atau setara dengan Rp.14.000.000,- pun akan dikenakan. Wow!
Lalu bagaimana solusinya jika ingin berfoto dan selfi dengan icon utama Jepang ini?
Caranya, ikutlah acara pertunjukan yang diselenggarakan oleh Geisha dan Maiko ini. Umumnya, pertunjukan ini dimulai sesaat ketika matahari terbenam, dan reservasi biasanya bisa dimulai dari siang sampai sore hari. Biayanya pun bervariasi sesuai jenis acara apa saja yang mereka tawarkan.
5. Tetap tunjukkan INDONESIA mu dengan menghormati masyarakat setempat
Negara kita udah terkenal banget sebagai negara yang ramah, menjunjung tingi sopan santun, dan tata krama. Jadi tunjukin juga kalau kita juga bisa buang sampah di tempatnya, menyapa tetangga sekitar atau orang yang belakangan akan sering kita temui selama kita di tempat baru. Dan terakhir, selalu ingat terima kasih, maaf, serta senyum ramah khas Indonesia.
Dari beberapa hal kecil di atas, kita bisa melihat bagaimana suatu izin dan unggah ungguh adalah sangat perlu di negara Jepang. Dan budaya baik ini SANGAT BISA untuk di praktekkan di negara manapun.
Jadi kalau kamu ke Jepang trus foto2 dedempetan ama sesembak atau sebabang bening dan ngaku klo itu gebetan kamu. Itu boleh gak ya?
Bunga sakura ini kami ambil dari beberapa bagian bunga yang gugur di area taman. Bukan petik dari pohon ^_^
So, selain mempelajari destinasi wisatanya, Tidak ada salahnya belajar budaya dari negara yang akan dikunjungi, sedikit saja ^^.
Bagaimana cerita liburanmu ?, yuk saling menginspirasi di kolom komentar.
4 Replies to “Etika berwisata ke Jepang (Tips Turis Milenial)”