Hati-hati ikut kelas online. Kenapa?
Terhitung sejak awal tahun 2020, dimana awal pandemi merebak di seluruh dunia, otomatis hampir segala pertemuan yang biasanya membutuhkan tatap muka, harus dialihkan menjadi pertemuan online atau daring (dalam jaringan). Pertemuan daring sebenarnya bukanlah hal yang baru di zaman yang serba internet ini, sebelumnya kita semua pasti sudah familiar dengan kelas-kelas online yang menjamur. Dari kelas online memasak,menjahit, belajar bahasa, desain, hingga berbenah pun telah ada jauh sebelum wabah merebak khususnya di negeri Indonesia tercinta.
Belajar ilmu baru emang seru, dan membuat kita bisa tetap produktif walaupun harus #dirumahaja. Tapi, tetap perhatikan beberapa hal supaya kamu bener-bener mendapatkan yang kamu mau. Jangan sampai, alih-alih mencari kenyamanan selama dirumah aja, mengikuti kelas online malah mengganggu kemananan kamu.
Baca Juga :
Rikugien Tokyo, Taman Indah Warisan Sejarah sejak 1702
Di bawah ini, beberapa poin-poin penting yang coba saya tanamkan untuk diri saya pribadi sebelum memutuskan mengikuti Kelas Online, semenggiurkan apapun itu wujudnya π
Jika ada perbedaan pendapat, nggak papa itu biasa. Kita tetap bisa saling bercakap dan berbagi di kolom komentar ya ^^
Okey, nomor satu:
1. Jangan tergiur Gratisan
Nah bagi yang demen banget Gratisan, biasanya gampang banget nih apply kelas-kelas dengan typical seperti ini. Iya apa iya? π Ga salah sih. Yang kurang tepat hanya jika kita asal ikut kelas apapun yang penting Gratis. Alih-alih mendapat ilmu baru yang bermanfaat, malah bisa-bisa kita banjir informasi yang malah sebenarnya kita ga perlu-perlu banget.Β
Boleh banget ikut kelas Gratisan, asal tetap linier dan fokus dengan hal yang sedang kita kerjakan. Karena hakikat sebuah ilmu itu, setelah ia diserap dengan baik, ia juga perlu untuk diaplikasikan loh.Β
Misal nih, saya suka ngeblog, yaudah ikut aja kelas yang mengerucut dan berhubungan dengan blog, penulis, ataupun tentang karya sastra. Maksimalkan satu dulu sebelum yang lainnya. Cakep!
Β
2. Komitmen pada Kelas
Apapun kegiatannya, komitmen itu sangat diperlukan, dan ya, ia tidak mudah π Namun komitmen bisa diusahakan. Dengan kita mengetahui fokus ilmu yang akan kita pelajari sejak awal, maka dari situ pula kita sebenarnya sedang membangun komitmen pada diri sendiri.Β
Mau tidak mau, setiap kelas pasti membutuhkan energi, waktu, kuota, dan pe-er π Nah ini nih yang bener-bener harus dikerjakan. Karena dari PR yang dikerjakan itu, kita akan ngerti sejauh mana pemahaman kita terhadap kelas yang kita ikuti. Lanjut!
Β
3. Batasi kelas yang diikuti pada waktu tertentu
Pasti pernah kita didera perasaan galau yang menggelora ketika beberapa kelas yang kita incar jauh-jauh hari ternyata dibuka dalam waktu yang bersamaan. Haha π Bagai memilih nyemil Samy*ng atau makan Ind*mie gak sih :3 (eh itumah saya aja)
Yang pertama, tenangkan pikiran yang bergejolak, dan tak ada salahnya meminta petunjuk-Nya dalam menentukan pilihan. Why not?
Jika kelas yang dipilih sama-sama membutuhkan waktu yang panjang dan komitmen yang kuat, usahakan pilih satu saja. Satu aja tapi jadi mumpuni di bidang itu kan lebih mantep, daripada ikut beberapa kelas tapi ambyar semua.Β
Yakinlah kelas online ini ga akan cuma dibuka sekali seumur hidupmu, masih banyak waktu untuk ikut kelas-kelas serupa di bulan dan tahun-tahun selanjutnya, malah mungkin kedepannya ada yang lebih ciamik. Yakannn~
Β
4. Pentingnya waktu Jeda
Iya iya ngerti kamu emang seorang pembelajar sejati. Haus akan ilmu yang baru. But, wait! Ada waktu dimana kamu harus stop setelah satu kelas ke kelas berikutnya. Otak dan tenaga kita butuh waktu jeda loh. Buat apa? Jangan salah, waktu jeda setelah proses panjang kelas sebelunya, memberi waktu pada diri kita untuk bisa me-recall dan mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat dari kelas yang baru kelar.Β
Mumpung ilmunya masih “hangat”, biasanya masih smooth pengaplikasiannya dalam kehidupan nyata kamu pasca kelas.
Ingat, pikiran dan jiwa kita juga butuh istirahat. Dan yang paling penting, ATM kamu juga butuh istirahat π Jangan disuruh transfer mulu, sekarang kasih waktu dia buat nerima transferan juga dong ah! π
Β
5. Tetap perhatikan peran didunia nyata, jangan keasyikan π
Poin ini amat sangat relate dengan status kita sebagai makhluk sosial (bukan makhluk sosial media ya xD). Kita tetap butuh berinteraksi dengan Mama Papa, tetangga, keluarga dan pasangan meskipun kita punya jadwal seabrek di dunia online.Β
Beberapa pilihan kelas pun ada yang berhubungan dengan keluarga. Misalnya, kelas balita, kelas menjadi Orang Tua yang bisa diandalkan, kelas menjadi Orang Tua yang sabar membersamai anak, dan lain sebagainya. Banyak sekali judul pilihan kelas yang tujuannya agar kita menjadi lebih baik dalam membangun sebuah keluarga. Tapi berapa dari kita yang ingat untuk benar-benar meletakkan gadget, ketika kita sedang membersamai keluarga kita? Memberikan mata, pikiran dan hati kita sepenuhnya ketika kita sedang duduk bersama anggota keluarga kita tercinta?
Β
6. Pilih kelas yang tidak memerlukan nomor Whats*pp
Yes, ini adalah bahasan yang menurut saya penting banget di era seperti ini. Kemudahan menjalin hubungan dengan orang asing di luar sana, jangan sampai dimanfaatkan untuk mencuri detil privasi kita.Β
Di awal-awal populer grup online dulu, sekitar 3 tahun yang lalu, saya mudah saja memberikan nomor whats*pp saya, namun makin kesini rasanya sangat tidak nyaman. Sadarkah kita bahwa, umumnya nomor whats*pp terkoneksi langsung dengan nomor hp kita, yang mana nomor hp itu adalah sangat-sangat PRI-VA-SI! Sekali lagi, PRIVASI!
Saya lebih senang bergabung dengan kelas yang menggunakan platform T*legram, F*cebook Group, L*NE atau yang lain asal tidak menggunakan aplikasi hijau itu.
Kadang kala, ada individu yang sudah merasa mendapat nomor si A, lalu dia merasa sudah akrab (lebih ke sok akrab sepertinya ) dan menggunakan nomor si A dengan tidak bertanggung jawab. Dari menyebarkannya, mengirimkan pesan-pesan spam yang tidak sopan, dan juga mengundang sembarangan ke dalam grup-grup yang tidak bertanggung jawab. Ada yang pernah mengalaminya?
Lagipula, di zaman now, pasti banyak banget grup-grup Whatsapp yang ‘nyantol’ di hp kita. Iya apa iya? Coba hitung ada berapa banyak grup Whatsapp yang kamu punya? Pasti lebih dari 5 kan π Sama! #ehh xD
Dari beberapa grup itu, berapa yang kamu sering buka? berapa yang lebih sering kamu mute dan clear chat? πΒ
Dan lagi, beberapa ponsel juga ada yang menjadi terganggu kemampuannya jika memiliki terlalu banyak grup dengan berbagai muatan pesan di dalamnya, apalagi yang berkapasitas besar seperti foto dan video. Jadi, mulai hari ini boleh dipikir berkali-kali dulu untuk mengikuti kelas yang membutuhkan nomor pribadi. Kalau kamu gimana? π
Nah, kurang lebih itu tadi yang harus kita perhatikan, sebelum memutuskan akan mengikuti kelas-kelas online yang makin hari makin beragam dan seru topik yang dibahas. Dan, jangan sampai kelas online ini membuat kita jadi makhluk yang anti sosial ya! Naudzubillah.
Mampir juga ke post lainnya yuk!
Mbak Kasir yang huwaayuu (Balada Mbak Kasir yang cantik tapi jutek)
Banyak banget! Ternyata ini skincare wajib para bayi di Jepang.
Kalau kamu, ada tips khusus sebelum memulai kelas online ngga? Yuk berbagi di kolom komentar ^_^
Terima kasih banyak sudah berkenan membaca hingga selesai. Sehat-sehat dan bahagia selalu ya ^^
Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini hingga selesai. Saran kritik bisa langsung ke surel vidyayupi@gmail.com, atau instagram @vidyagatariΒ . Terima kasih Ζͺ(Λβ½Λ)Κ
Β
24 Replies to “Hati-hati ikut kelas online. Kenapa?”
bener nih, biasanya akan tergiur diawal karena gratis :’) jadi tetap harus bijak memilih ya
iya kak^^ gratis bukan berarti wajib diikuti hheπ terima kasih sdh berkenan berkunjung Kak
Sepakat banget sih mbak
Aku juga selalu menghindari kelas atau webinar yg membutuhkan kontak whatsapp. Kecuali emang job ya. Hihi
Kudu banget sih tanggungjawab sama kelas yang kita ambil, kan nggak lucu kl baru ikut kelas 10 menit udah bosan dan malah leave π
hihi iy mb, kl job mana aja ayo aja y mb hihi π maturnuwun mb Ella yg inspiring.
Kelas gratisan biasanya justru bikin kita g total dalam mengikutinya, karena merasa g keluar uang. Akhirnya ilmunya ga mancep
Saya justru lebih suka kelas online by wa saja
Karena wa lah aplikasi yang paling sering saya buka.
Bahkan daring pun sy sebenarnya lbh nyaman by wa daripada googleclass. Lebih interaktif
mb Laili, hihi iy gpp Mb selama masih nyaman ^^ terima kasih Mb
hihi iya Mb, smg kita sll βdiarahkanβ di kelas yg bner2 kita butuhkan y mb π maturnuwun mb
Setuju banget sih kalo no HP itu privasi. Namun saya masih saja ikut kelas lewat aplikasi yang itu. Nggak papa sih selama nggak ada yang nyepam. Dulu ada yang ngiklan send ke semua tapi langsung dikeluarin sama admin.
hhe iy mb, skg yg ngetrren masih pada pakai aplikasi itu y mb. cukup bikin dilema sbnerny π maturnuwun Mb
Wah perlu jeda bener banget nih Mbak, otak ntar kepanasan, ngebul jgn sampai meledak. Memang sih ilmu penting tp kalau terus menerus nnt bisa koslet. Aku ngalaminnya sendiri, kebanyakan grup kepenulisan, jadinya malah enggak fokus dan jenuh sendiri krn waktunya enggak henti-henti.
Hihi~ sehat2 sll dan makin semangat menulis menebar inspirasi y Mb β¨π»maturnuwun dah mampir
Iyah juga sih Mbak yang nomor Whats**p itu, tapi kan pada umumnya Telegr** juga kan memakai nomor yang sama, jadi bisa juga kan ya, orang save nomot kita lalu kemudian muncul di aplikasi hijau itu.
Sekarang banyak banget ya kelas online, sampai jadi bingung gitu ya mau ikut kelas yang mana aja. Berasa semua dibutuhkan gitu sih.
Hihi smua ilmu menggiurkan y Mb. Btw kl Telegr**, no hp kita bisa βdisembunyikanβ Mb. Jd bberapa artis jg ada yg gelar kelas online nya di telegram, krn ga khawatir diketahui khalayak no tlp nya π
maturnuwun dah mampir mb. Terus menginspirasi y Mb β¨π»
Kalau tips khusus ikut kelas online sih, make sure di jam kelasnya udah clear schedule. Jadi semua kerjaan apa aja, kerjaan rumah dsb udah selesai. Pas nih topiknya, suka ikut kelas online. Memang mubazir kalau asal ikut kelas, tapi ga benar2 minat
Entah kenapa aku kok kurang tertarik dan kurang berminat sama kelas online gitu sekarang. Dulu awal-awal masih banyak kelas online sering ikutan kelas di WhatsApp. Dan bener banget sih setelah ikutan kelas di WhatsApp jjadi banyak yang kiriim pesan WhatsApp ngajakin kelas” ga jelas lainnya.
Udah asik mengikuti kelas online memang nggak boleh lupa sama dunia nyata, ntar sangking keasikan ikutan kelasnya keder pula sama keadaan di rumah hihi
Setuju banget ikutan kelon eh kelas online musti linier ya Mbak Vidya… jadi kita bisa dapat ilmunya lebih mendalam ketimbang yg macem2 tp gak nyambung samsek yah… Nice share deh artikelnya nih, thank youu
waaah setuju banget kak
pernah ikut kelas online, eh ternyata jadwalnya ada yg barengan ada yg selisih hari
alhasil bukannya dpt ilmu tp malah ngos2an sendiri
iya juga ya soal no WA, memang jadi kadang suka disalahgunakan. memang sejak pandemi ada, saya jujur jadi kemaruk ikut kelas online disana sini hehe
Iya nih setuju. Klo ikut kelas online yang linier dengan apa yang kita kerjakan sekarang ya. Biar bisa diapplikasikan.
Selama pandemi ini saya malah cuma ikut satu kelas aja, tu pun rasanya udah cukup dan belum tuntas pengaplikasiannya. Alasan saya nggak ikut banyak2 cuma satu sih, karena bagi waktunya agak susah antara PJJ anak, kerjaan domestik, dan istirahat. Tapi mostly saya setuju dengan beberapa poin di atas. terutama soal banjir info. Menurut saya pribadi, saya gak harus tahu semua hal. Cukup yang betul2 saya butuhkan dan sukai saja.
Bener banget nih mbak saya pernah ikut kelas gratisan kalau gak salah guru menulis fiksi. Eeee, boro boro dapat ilmu tentang nulis fiksi, isinya malah promo, bagaimana mau gabung dengan team disana. Padahal pesertanya banyak banget.